Penyusunan Kurikulum MBKM & RPS Berbasis Case Method (Hotel Horizon: 22-23 Mei 2023)

[LPPMP UHO] – Workshop Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) kembali digelar 22-23 Mei 2023. Namun, berbeda dengan kegiatan sebelumnya, kegiatan workshop kali ini berbaregan dengan penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) berbasis Case Method. Workshop berlangsung di Hotel Horizon Lt. 5, Ketua Panitia (Prof. Indriyani Nur, S.Pi.,M.Si.,Ph.D.) melaporkan bahwa kegiatan sejenis sudah pernah dilaksanakan sebanyak 3 kali selama kurun waktu 2021-2023. Oleh karena itu, kegiatan kali ini lebih bersifat pengembangan dan melakukan revisi terhadap dokumen kurikulum sesuai kebijakan Dikti dan kebutuhan internal UHO. Menurut Prof. Indriyani Nur, workshop saat ini diikuti oleh 63 peserta berasal dari 8 fakultas di lingkungan UHO, turut hadir pula Ketua, Sekretaris, para Kepala Pusat, dan Staf, serta narasumber yang berasal dari internal LPPMP UHO.

Rektor UHO yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Akademik (Dr. La Hamimu, S.Si.,MT.) membuka secara resmi Workshop yang akan berlangsung selama 2 hari (Senin & Selasa) ini. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa kurikulum PT berbasis MBKM telah menjadi kebijakan dan ketetapan pemerintah. Kebijakan MBKM dilaksanakan dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel, sehingga tercipta budaya belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Kebijakan tersebut bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan dan keterampilan melalui experiental learning yang berguna untuk memasuki dunia kerja dan pengembangan karakter. Kebijakan ini juga bertujuan untuk meningkatkan link and match dengan dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja, serta untuk mengembangkan keilmuan lintas dan transdisiplin atau integrasi kelimuan.

Pada akhir sambutannya, beliau menegaskan kembali bahwa implementasi kurikulum MBKM secara penuh menjadi salah satu prioritas utama dan menekankan percepatan pelaksanaan pada semua tingkatan. Untuk itu beliau berharap agar semua peserta, mengikuti acara ini dengan sebaik-baiknya, sehingga output dari workshop ini dapat menghasilkan dokumen kurikulum MBKM yang berkualitas. Untuk itu, UHO tegas Rektor, berkomitmen mendukung pelaksanaan MBKM, dan diintegrasikan ke dalam RPS yang berorientasi pada Problem Based Learning dan Project Based Learning. Kesemua upaya tersebut adalah dalam rangka agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran secara optimal dan memiliki paparan kompetensi global dari berbagai kegiatan belajar di luar Program Studi.

Pada Sesi Pertama, Kepala Pusat Pengembangan Sistem Pembelajaran dan Kurikulum Prof. Indriyani Nur, S.Pi., M.Si., Ph.D., selaku Narasumber workshop menjelaskan kedudukan dan fungsi penting “Kurikulum sebagai Dasar Penyusunan RPS”. Mengawali paparannya, beliau menyampaikan beberapa poin, antara lain: dasar pengembangan kurikulum; tahapan penyusunan; keselarasan dalam kurikulum; dan Dokumen Kurikulum pada tingkatan Program Studi. Selanjutnya, Duta MBKM UHO ini memaparkan sistematika yang digunakan dalam penyusunan Dokumen kurikulum, dengan titik berat pada: Profil Lulusan; Capaian Pembelajaran Lulusan/Mata Kuliah (CPL/MK); Keselarasan CPL dengan Mata Kuliah; Organisasi Mata Kuliah; Struktur Kurikulum; RPS; dan Implementasi MBKM. Dalam kesempatan tersebut, narasumber juga menjelaskan keterkaitan antara satu komponen dengan lainnya baik secara teoritis maupun praktis, beserta contoh-contoh yang diambil dari dokumen kurikulum yang sementara digunakan. Pada akhir sesi, Prof. Indriyani Nur memberi kesempatan kepada peserta workshop untuk mengemukakan pendapat, bertanya, dan menyajikan hasil revisi kurikulum prodinya.

Sesi Kedua dengan Narasumber Dr. La Ode Santiaji Bande, SP.,MP., menyajikan tema “Penyusunan RPS”. Beliau mengawali paparanya dengan mengajukan pertanyaan “Mengapa Dosen wajib menyusun RPS?”. Pertanyaan dasar ini menuai banyak pendapat berbeda dari para peserta, tergantung dari perspektif masing-masing. Namun, selaku Ketua LPPMP UHO, beliau banyak memberikan penjelasan terhadap kesalahan konsep seputar RPS yang selama ini dipahami secara tidak tepat. Dialog interaktif antara narasumber dengan peserta, penjelasan yang mudah dipahami, dan contoh-contoh konkrit, membuat suasana workshop sore hari, hidup dan menyenangkan. Pada akhir Sesi 2, Ketua LPPMP memaparkan urgensi melakukan evaluasi terhadap ketercapaian semua CPL yang ditetapkan Prodi dan yang dibebankan ke Mata Kuliah. Untuk mempermudah pemahaman terkait materi, narasumber memberikan contoh-contoh konkrit (berdasarkan pengalaman) tatacara melakukan evaluasi ketercapian CPL dengan alat bantu aplikasi yang beliau kembangkan sendiri. Pada sesi ini, para peserta workshop terlihat sangat antusias dan berupaya mengikuti langkah demi langkah, seperti yang disampaikan narasumber.